Monday, May 17, 2010

Kamu

Kamu bukanlah orang tampan yang menjadi favorit para wanita. Kamu juga bukan orang berkuasa yang selalu menjadi bahan pembicaraan. Kamu yang tiba-tiba hadir. Kamu yang selalu membuat keberadaanku merasa diinginkan. Kamu yang selalu menyapaku dengan senyum hangatmu.

Dan entah sejak kapan kamu telah menjadi orang istimewa di hatiku. lihat saja aku bahkan hafal setiap huruf dari namamu yang tak bisa dikatakan ‘simple’ itu. dan tiba-tiba saja sosokmu selalu tertangkap oleh mataku dari radius beberapa meter. Bisa ditebak aku selalu berubah kaku ketika suaramu terbawa sampai ketelingaku. Dan entah bagaimana aku bisa tau banyak tentang dirimu.

Aku suka caramu memanggilku, sungguh itu membuatku merasa spesial. Aku suka caramu menghiburku, walaupun kadang-kadang terdengar jayus. Aku suka caramu menatapku, seolah-olah kamu mengerti apa yang kurasakan. Aku suka setiap detik pembicaraan kita, di saat itulah aku merasa aman menjadi diriku sendiri.

Aku mencintaimu. Meskipun memilikimu adalah hal yang mustahil. Dan aku tak menyesal akan semua itu. Mencintaimu adalah keindahan ketika melihatmu bahagia, dan bukan obsesi untuk memilikimu seutuhnya. Bahkan ketika aku harus menangis karenamu. Aku akan tetap bersyukur telah mencintaimu.

Kamu tak pernah memberi harapan kosong padaku. Hanya saja kamu tiba disaat yang sangat tepat. Iya, kamulah yang membantuku bangkit dan berdiri. Kamu jugalah yang menguatkanku dari lemah yang dia sebabkan. Kamu bahkan rela menjadi luapan emosiku yang kadang tak terkontrol. Saat itu juga aku lupa kamu bukanlah milikku.

Dan ketika suatu saat aku terlihat acuh ketika kita bertemu, bukan berarti aku tak lagi mencintaimu melainkan aku telah berhenti menunjukkannya. Ketika aku tak lagi menatap matamu, bukan berarti aku muak denganmu melainkan aku tak tahu harus bagaimana ketika mata kita saling beradu pandang. Jika satu hari aku tak lagi membicarakan dirimu lagi, bukannya aku bosan denganmu hanya saja lebih mudah menyimpan sendiri segalanya tentangmu. Dan ketika esok atau kapanpun aku telah mengikhlaskanmu pergi, bukan berarti aku tak lagi memikirkanmu. Ketahuilah sampai kapanpun aku tetap menantimu di hatiku.

Maaf karena aku sering mengganggu waktu tidurmu dengan cerita-ceritaku. Maaf karena aku selalu membebanimu dengan masalah-masalahku. Maaf atas waktu yang banyak terbuang karena diriku. Maaf juga atas perhatian lebih yang mungkin tak pernah kamu harapkan dariku. Maaf jika sekarang aku terlalu mencintaimu.

No comments:

Post a Comment